Pengusaha SPBU Terbesar di Sulut Diduga Terlibat Bisnis Solar Ilegal

Headline, Hukrim72 Dilihat

MANADO, Merdeka.news – Salah satu anggota keluarga Kandoli, pengusaha Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sulut, diduga kuat terlibat bisnis solar subsidi ilegal.

RK alias Dylan telah melakoni bisnis haram tersebut cukup lama. Satu tahun lebih.

Dylan tidak turun langsung, adik bungsu dari mantan Wakil Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) ini menggunakan nama salah satu manager SPBU milik keluarganya. Manager tersebut bernama Valen.

Jadi, menurut sumber, modus operandi dari ‘Pangeran’, SPBU yang mereka kelola membeli solar subsidi dari Pertamina sebanyak 16.000 liter. 20 persen dari solar penebusan Pertamina dijual ke konsumen, sedangkan sisanya ‘disedot’ oleh pekerja dari Dylan, kemudian dijual dengan harga lebih tinggi ke mafia solar di Kota Bitung.

“Biasanya mereka mengambil sekira 8000 liter lebih dari satu SPBU. Kemudian dijual lagi ke kota Bitung. Tapi, belakangan juga mereka menjual ke gudang yang ada di desa Liwutung, Kecamatan Pasan, Mitra,” beber sumber.

Lanjut Sumber, tidak hanya satu SPBU yang biasanya mereka menyedot solar subsidi, tapi ada beberapa SPBU.

“Biasanya di SPBU Sawangan, Minut, SPBU Tambala, Tanah Wangko, SPBU Tombatu, SPBU Ratahan dan SPBU Tambala,” tambah sumber.

Selain lima SPBU tersebut, SPBU lainnya milik Kandoli juga bekerja sama dengan para mafia solar.

“Di SPBU di Bitung, Poigar dan Sonder juga para mafia solar bebas menyedot solar di sana. Harganya Rp 7 ribuh lebih,” tutup sumber.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *